Value for Money

adalah suatu konsep penilaian kinerja suatu perusahaan berdasarkan tingkat keberhasilan suatu program kerja mengacu pada elemen ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Konsep ini memberikan informasi berupa indikator apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan nilai atau belum optimal. Anggaran sebagai alat perencanaan program kerja atau kegiatan dapat digunakan sebagai alat pengendalian, agar fungsi perencanaan dan pengawasan berjalan dengan baik, maka sistem anggaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis. Value for Money merupakan rangkaian indikator satu kesatuan dari input, output, dan outcome. Value for money menghendaki perusahaan bisa memenuhi prinsip ekonomi, efisiensi dan efektivitas tersebut secara bersama-sama. Melalui metode value for money, selain penilaian finansial, terdapat penilaian kinerja yang bersifat non-finansial, yakni penilaian pada kualitas pelayanan dengan memperhatikan kualitas yang konsisten (memenuhi ekspektasi pelanggan).
Beberapa definisi value for money dari beberapa sumber
Menurut Nordiawan dan Hertianti (2010), “value for money adalah indikator yang memberikan informasi kepada kita apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakatnya”. Sedangkan menurut Mahmudi (2015), “value for money adalah konsep dalam perusahaan yang memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang. Pengukuran kinerja value for money adalah pengukuran kinerja untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektivitas suatu kegiatan, program, dan perusahaan”. Menurut Ardila (2015), “value for Money adalah suatu konsep untuk menilai kinerja suatu perusahaan yang tidak hanya di tinjau dari aspek keuangan saja, tetapi juga dapat diinjau dari non keuangan untuk menilai tingkat keberhasilan suatu program kerja sektor publik”.
Indikator Value for Money
Ekonomis: pemerolehan atas input dengan kualitas tertentu dan berharga ekonomis. Hal ini terkait dengan sejauh mana perusahaan dapat meminimalisir input-resources yang digunakan guna menghindari pengeluaran yang boros dan tidak efektif. Pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending-less).
Efisiensi: pencapaian output yang maksimum dengan penggunaan input yang terendah untuk mencapai output maksimum. Hal ini berkaitan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Output tertentu dapat dicapai dengan sumberdaya yang serendah-rendahnya (spending-well).
Efektivitas; pencapaian hasil kerja (kinerja) atas kegiatan atau program kerja dengan target yang telah ditetapkan. Kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely).
Input; merupakan sumberdaya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program dan aktivitas.
Output; merupakan hasil yang dicapai dalam suatu program kerja atau kebijakan, ukuran ini menunjukan hasil implementasi dari program atau aktivitas.
Outcome; merupakan dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu, outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang dikehendaki.
Daftar Pustaka
Ardila, Lisa. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ambiguitas Peran dan Asimetri Informasi Sebagai Pemoderasi. Padang: ejournal.unp.ac.id
Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Nordiawan, Deddi dan Hertianti, Ayuningtyas. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.