Sharing Center

AKHLAK Sebagai Budaya Perusahaan PT Pelni (Persero)

Apa masih ingat sejak kapan nilai inti atau core value di lingkungan BUMN diresmikan?

Nah, pada tanggal 01 Juni 2020, sesuai Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-7/MBU/07/2020, oleh Menteri BUMN Erick Thohir resmi memutuskan untuk menyelaraskan seluruh nilai inti atau core values bernama AKHLAK, baik di tubuh kementerian maupun seluruh badan usaha yang dinaunginya, termasuk entitas-entitasnya.

Apa AKHLAK itu?

AKHLAK merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Lebih lanjut, asal mula kata AKHLAK, penulis mengutip pendapat para ahli.

Definisi AKHLAK menurut Mubarak, Zakky et al. (2008) menjelaskan bahwa Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, yang berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku atau watak. Selain itu, Oemar Hamalik (2001) mendefinisikan bahwa akhlak timbul berdasarkan kehendak jiwa manusia, yaitu memudahkan untuk bertindak di luar kebiasaan tanpa perlu refleksi.

Budaya AKHLAK di lingkungan PT PELNI (Persero) bukan sekedar dijadikan sebagai emblem belaka. Budaya ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan memberikan kontribusi terbaik sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Budaya AKHLAK di PT Pelni (Persero) adalah sebagai berikut:

(A)    AMANAH artinya PT Pelni memegang teguh kepercayaan yang diberikan

(K)    KOMPETEN artinya PT Pelni terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

(H)    HARMONIS artinya PT Pelni saling peduli dan menghargai perbedaan

(L)     LOYAL artinya PT Pelni berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara

(A)    ADAFTIF artinya PT Pelni terus beradaptasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan

(K)     KOLABORATIF artinya PT Pelni membangun kerjasama yang sinergis

Menggunakan nilai-nilai inti AKHLAK, kementerian berharap terjadi revolusi sumber daya manusia di setiap perusahaan, khususnya di lingkungan PT Pelni (Persero) untuk memupuk bakat insan Pelni tercinta, istilah kerennya adalah manajemen bakat. Manajemen tidak hanya mengatur perekrutan perusahaan untuk menarik talenta baru, tetapi juga mengembangkannya selama karir mereka di perusahaan.

Seperti yang kita baca di berbagai media, kementerian memang mendorong penguatan sinergi antara negara dan swasta. Selain itu, Menteri Erick Thohir mengklasifikasikan BUMN ke dalam klaster. Ini memungkinkan kolaborasi dalam sebuah cluster. Dengan klaster ini, Kementerian mendorong BUMN untuk lebih terbuka, kompeten dan solid dalam bekerjasama serta lebih mengembangkan skill dan kemampuan pegawai dan organisasi.

Apa yang dimaksud budaya perusahaan? Ada yang tahu?

Budaya adalah kekuatan tak terlihat dalam membentuk kesuksesan perusahaan dan dapat menjadi kunci untuk mempertahankan manajemen menuju puncak keberhasilan perusahaan. Ada pernyataan yang diungkapkan oleh Cameron dan Quinn (2006) yang mendefinisikan bahwa budaya sebagai kebiasaan, kesepakatan, kumpulan persepsi, ingatan, nilai, dan sikap yang memberi organisasi keunggulan kompetitif.

Budaya perusahaan adalah nilai-nilai perusahaan, keyakinan pribadi, yang dibentuk dan/atau dibangun oleh para pendiri perusahaan seiring dengan perkembangan organisasi untuk mengatasi hambatan dalam lingkungan bisnis tim dan secara sistematis meningkatkan kinerja, serta kombinasi visi sehingga perusahaan akan sukses berkelanjutan dan tercipta keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Jika budaya perusahaan telah diaplikasikan dengan nyata, budaya tersebut akan mampu meningkakan dan menambah nilai positif bagi perusahaan.

Adaptasi terhadap perubahan menjadi tolak ukur perusahaan yang akan mempengaruhi efektivitas dan produktifitas sehingga pada akhirnya meningkatkan kinerja keuangan. Oleh karena itu, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang sangat adaptif terhadap perubahan dan selalu berinovasi (budaya kreatif) memiliki kinerja keuangan yang lebih baik daripada perusahaan yang tidak. Meskipun budaya perusahaan sangat penting untuk mencapai produktivitas yang tinggi, penerapannya membutuhkan waktu dan kerja sama antardepartemen untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut.

Banyak eksekutif percaya bahwa budaya perusahaan berkontribusi lebih pada nilai perusahaan daripada strategi. Alasannya adalah meskipun strategi tidak sempurna, budaya yang kuat akan membantu menjaga setiap orang dalam ritme yang sama. Karyawan tetap di alurnya dan bekerja menuju tujuan keseluruhan perusahaan.

Setelah penelitian bertahun-tahun, John Kotter menemukan bahwa perusahaan yang memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk menjalani budaya perusahaan secara signifikan lebih berhasil daripada perusahaan yang tidak melakukannya. Dampak budaya perusahaan jauh melampaui kepuasan karyawan. Budaya perusahaan yang baik meningkatkan produktivitas, kinerja, dan pengalaman pelanggan dan dapat menjadi nilai jual bagi pihak internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi bagi perusahaan di masa mendatang.

Lantas apa korelasi dan tantangan antara budaya AKHLAK dengan perusahaan PT Pelni (Persero)?

Semboyan ini tidak hanya menjadi core value, tetapi juga menjadi dasar reformasi tata kelola perusahaan PT Pelni (Persero) yang merespon perubahan dan tuntutan lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat. Apalagi di era disrupsi yang diakibatkan baik oleh Revolusi Industri 4.0 maupun pandemi global Covid-19, PT Pelni (Persero) harus mampu tampil di kancah global dan lebih baik lagi dalam hal partisipasi perusahaan dan perekonomian nasional. Di PT Pelni (Persero), budaya AKHLAK setidaknya dapat tercermin dalam tiga jalur, yaitu sebagai budaya peningkatan koordinasi/manajemen internal, peningkatan produktivitas dan perilaku pegawai, serta peningkatan keselarasan tujuan perusahaan dan pemangku kepentingan.

Dalam implementasinya, budaya menjadi kontrol. Sehingga ketika kontrol tradisional tidak dapat mengatur, budaya perusahaan berperan penting sebagai pelengkap. Karyawan diharapkan dapat berinteraksi dan terlibat satu sama lain sebagai wujud nilai-nilai Amanah, Harmoni, dan Kolaboratif. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang maksimal dan diharapkan dapat mempermudah komunikasi dan koordinasi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Selain itu, budaya AKHLAK sangat penting untuk mengembangkan Kompetensi dan Komitmen dengan memperkuat ikatan dan kekeluargaan. Budaya ini merupakan perekat budaya kerja, sehingga praktis seluruh insan PT Pelni (Persero) dapat melayani dan melindungi pelanggannya dengan sebaik mungkin. Selain itu, AKHLAK juga tercermin dalam strategi perusahaan, karena sangat penting untuk mendorong karyawan bekerja menuju tujuan bersama. Inilah perwujudan dari nilai-nilai mudah Adaftif dan Loyal. Bagaimana memikirkan strategi perusahaan untuk bersaing melalui inovasi, tidak hanya melalui perang harga dengan perusahaan swasta, tetapi untuk menunjukkan yang baru dan berbeda sehingga menarik talenta terbaik yang berbeda dan standar yang berbeda untuk tujuan perusahaan.

Perbedaan budaya dapat menjadi keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, budaya perusahaan menjadi penting karena memberikan kesempatan kepada organisasi untuk membedakan dirinya dan menggunakan sumber daya manusianya sebagai bagian dari keunggulan kompetitif. Ada juga tantangan yang membuat pembentukan budaya di perusahaan menjadi sulit.

Kurangnya akses, seringkali komunikasi internal perusahaan antar departemen tidak jelas misalnya antara PT Pelni Pusat dengan Cabang, Kapal, termasuk SDM itu sendiri. Hal ini membuat komunikasi internal dan kolaborasi antar departemen menjadi sulit. Oleh karena itu, perusahaan harus membangun budaya kerjasama dan juga mengembangkan cara bagi seluruh anggota perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan secara bersama-sama. Akan muncul seiring tenaga kerja milenial memasuki pasar yang berakibat hambatan antargenerasi bermunculan. Dengan demikian, menjembatani kesenjangan generasi merupakan tantangan besar bagi manajemen PT Pelni saat ini, karena kebangkitan milenial menghasilkan demografis yang lebih besar dan beragam secara digital. Pemimpin perlu merangkul perubahan ini dengan mendukung pembelajaran dan komunikasi digital, sedangkan SDM perlu mengembangkan sistem/strategi yang dapat menghubungkan generasi milenial dengan lingkungan bisnis saat ini.

Di masa globalisasi saat ini, departemen sumber daya manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa pekerjaan harus tetap berjalan. Keberadaan tenaga kerja milenial saat ini mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan, karena mereka bekerja dalam berbagai jam untuk mencapai kepuasan dalam pekerjaan dan kehidupan mereka. SDM harus merancang sistem/strategi untuk mendukung manajemen dengan tenaga kerja yang beragam ini. Selain itu, perusahaan juga harus mengidentifikasi kebutuhan karyawannya, seperti fleksibilitas jam kerja atau kemungkinan mempekerjakan lebih banyak manajer untuk mencapai lingkungan kolaboratif. Penting adanya budaya perusahaan untuk melebur kesenjangan itu sehingga dilingkungan perusahaan menjadi harmonis. Selain itu, ketika akan mendefinisikan budaya, hal pertama yang harus diperiksa adalah pendiri perusahaan. Tantangannya sendiri adalah perusahaan menerapkan nilai-nilai budaya mereka sementara para pendiri perusahaan tidak melakukannya atau memberi contoh serupa kepada bawahannya.

Harus di garisbawahi dan dicatat bahwa bekerja bukan lagi tentang jumlah jam yang dihabiskan di tempat kerja. Kualitas pekerjaan yang dihasilkan lebih berharga terlepas dari waktu yang dihabiskan di kantor/di kapal. Orang yang berprestasi tinggi ingin menjadi bagian dari tim yang sukses, bekerja dengan rekan tim yang hebat, dan termotivasi oleh budaya kerja yang positif. Budaya perusahaan yang sehat memungkinkan orang untuk melakukan yang terbaik secara efektif dan efisien.

Apa intinya? Yuk kita cari simpulannya…

Dengan diperkenalkannya AKHLAK sebagai identitas dan mata rantai dalam budaya kerja di PT Pelni (Persero), diharapkan dapat menjadi pendukung dalam peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan dan memungkinkan manajemen untuk mengenali karyawan dan mampu mendorong insan PT Pelni (Persero) memiliki pribadi yang sesuai nilai-nilai SDM BUMN dalam bertindak untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi Perusahaan.

Dengan cara ini, perusahaan dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan akselerator kemakmuran sosial. Menurut penulis, poin yang sangat crusial dalam nilai-nilai yang terkandung dalam core value ini adalah kerjasama. Tentu kita tahu bahwa PT Pelni (Persero) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang transportasi laut. Untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan serta mewujudkan visi dan misinya, diperlukan kerjasama antar pemangku kepentingan. Misalnya dengan perusahaan swasta dan negara. Selain itu, perusahaan harus dapat bekerja sama untuk mendukung kelancaran operasional, baik dengan Otoritas Pelabuhan, Kesehatan Pelabuhan, Bea Cukai dan Kepabeanan, Kelaiklautan serta pemangku kepentingan lainnya. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi PT Pelni (Persero) untuk mewujudkan ekosistem maritim nasional yang terbaik. Hal ini senada dengan misi perusahaan pada poin pertama yaitu menjamin aksesibilitas masyarakat dengan mengelola angkutan laut untuk menunjang terwujudnya Wawasan Nusantara. Selain itu, perusahaan juga diharapkan mampu bersaing di kancah Asia Tenggara sesuai dengan misi pada poin kedua yaitu mengelola dan mengembangkan usaha logistik maritim di Indonesia dan Asia Tenggara.

Demikian sedikit tulisan yang dapat penulis sampaikan. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semuanya.

Pelni Juara Pasti Bisa……

Referensi:

https://jdih.bumn.go.id/peraturan/detail/SE-7-MBU-07-2020
http://repository.uinsu.ac.id/4867/4/BAB%20II.pdf

http://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/2692/3/141310003143_BAB%20II.pdf

https://www.thehoneylady.co.id/blog/budaya-perusahaan/

https://jurnal.poltekba.ac.id › Modal Intelektual, Budaya Perusahaan dan Kinerja Keuangan …

https://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

0 %