ArtikelInformation TechnologySharing CenterSharing Umum

Dear User , Rilis Aplikasi Gag Melulu Nunggu Sempurna Lho

Tahukan rekan-rekan LENTERA PELNI, saat awal layanan Gojek rilis belum menggunakan aplikasi superapps seperti sekarang, tampilan aplikasi smarthome yang membuat kita betah scroll-scroll mencari menu makanan di Fitur GoFood atau tersedianya menu shortcut untuk perjalanan rute, yup semua fitur-fitur yang memanjakan user seperti saat ini saat awal pertama kali rilis sama sekali belum ada.

Bahkan dulu awal Gojek mulai tidak dengan aplikasi. Gojek dimulai dengan ngehire beberapa ojek pangkalan yang akan diperintahkan untuk menjemput orderan lewat panggilan telpon. Usernya juga pesen lewat whatsapp atau SMS atau telpon. Bener bener Minimun Viable Product (MVP) banget.

Apa itu MVP?

Minumum Viable Product (MVP) adalah konsep yang dimana rekan-rekan LENTERA PELNI ingin memvalidasi ide yang rekan-rekan tawarkan kapada kelompok user tertentu. Jangan terjebak dengan membuat fitur-fitur yang komplek sehingga akhirnya kamu nge-stuck pada ide yang tidak dibutuhkan oleh user. Tujuan MVP ini adalah mengetahui masalah apa yang ada di pasar? Kemudian jangan menganggap MVP sebagai aplikasi versi pertama, anggaplah itu sebagai alat pembelajaran untuk memvalidasi ide kamu.

Kapan harus membangun MVP?

Terdapat beberapa alasan mengapa MVP perlu dibangun sebelum aplikasi yang berasal dari imajinasi rekan-rekan itu ingin diwujudkan, antara lain:

  1. Jika rekan-rekan ingin menguji kelayakan ide ke target pasar dalam jangka waktu secepatnya
  2. Jika belum divalidasi ide oleh layanan yang lain
  3. Dan Jika kamu tidak ingin melebih-lebihkan dalam sisi User Interface

Kesimpulannya jika waktu yang ada sedikit dan tujuan bikinnya adalah untuk validasi hipotesa atau value dasar dari produk, paling cocok bikin MVP. Karena kita harus bener bener validasi apakah produk yang mau kita bikin ini bener bener kasih solusi dari jobs to be done yang dimiliki oleh populasi pengguna kita.

MVP juga dapat digunakan jika ternyata kondisi pasar belum ada saingan. Sebenernya belum ada saingan ini yang bikin kita harus melakukan validasi. Karena jika saingan belum ada atau langka, artinya belum ada yang membuktikan bahwa value yang dibawa bener bener nge solve problem user.

Kelebihan MVP?

  1. Bring focus to the product’s core value proposition and efficiency to the process
    MVP merupakan proses yang dilakukan secara continues (terus menerus). Dimulai dengan memaksa kita untuk menentukan proporsisi nilai dengan jelas, konkret dan sempit. Yang pada akhirnya membantu kita untuk menetapkan target yang jelas, memutuskan apa saja yang perlu dikembangkan untuk uji proporsisi nilai, dan menghabiskan waktu dan uang secara efisien.
    Alias Say No to Never Ending Project Club”
  2. Reduce rework
    Penelitian yang baik serta desain yang baik akan mengurangi risiko dalam membangun fitur yang tidak diinginkan oleh pelanggan. MVP cukup digunakan untuk memvalidasi hipotesis kita terhadappengguna, sehingga kita dapat meminimalkan jumlah rework yang dilakukan.
  3. Create relationships with your customers as soon as possible
    Pengguna pertama cenderung memberikan feedback tentang perubahan apa yang diinginkan, membantu kita untuk memvalidasi proporsisi nilai dengan cepat. Feedback ini juga membantu untuk membuat product roadmap yang berorientasi pasar.
  4. Bring focus to the most critical business functions
    Perlu diingat produk yang luar biasa mungkin saja tidak mendapatkan daya tarik pasar ketika kita melakukan pemasaran dan penjualan secara buruk. Menguji fungsi bisnis secara end-to-end berarti kita dapat memulai menguji asumsi model bisnis pada customer acquisition cost dan customer lifetime value. Dengan menguji semua fungsi bisnis secara keseluruhan, tim pengembang produk akan dapat mengalihkan fokus untuk meningkatkan fitur-fitur terlemah yang ada pada produk tersebut, gada tuh cerita-cerita rebuild fitur setiap testing nambah mulu fitur baru wkwk.

Perlu disadari juga biasanya user bahkan stakeholder pasti akan takut bahkan was-was apakah produk inovasi yang dibangun akan mampu diterima user jika masih MVP atau belum terlalu sempurna. Padahal perlu disadari juga lho kalo

Lebih baik menemukan kegagalan dan kesalahan secepatnya dengan (modal waktu, tenaga, uang) yang masih minim daripada menemukan kegagalan dan kesalahan setelah mengeluarkan modal (waktu, tenaga, uang) yang sudah banyak

Nah, jadi menurut rekan LENTERA PELNI mending nunggu proses pembuatan inovasi berjalan sempurna terlebih dahulu yang membuat Never Ending Project dan kesalip sama sainganmu?

Atau..

Mending fokus fungsional inti berfungsi terpenting transformasi di PT Pelayaran Nasional Indonesia berjalan sat set?

Penulis terinspirasi dari sumber referensi:

  1. https://www.dictio.id/t/apa-keuntungan-melakukan-mvp-dalam-mengembangkan-sebuah-produk/35819 . Diakses Oktober 2022.
  2. https://www.linkedin.com/pulse/mvp-mmp-mlp-product-development-brian-arfi-faridhi/?originalSubdomain=id . Diakses Oktober 2022.
  3. https://medium.com/sahaware-team/minimum-viable-product-minimum-marketable-product-atau-minimum-loveable-product-dc21b202954e . Diakses Oktober 2022.
AKHMAD FAUZI
Manager Pengembangan Teknologi Informasi

    1 Comment

    1. Great

    Leave a reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    0 %