Perkuat Pondasi Produk Digitalisasi Dengan Problem Solution Fit (Part 1)

Alhamdulilah bisa lanjut memulai PART 1 di sesi modul Validasi Masalah. Sebelumnya silahkan rekan-rekan baca terlebih dahulu artikel saya sebelumnya mengenai Pentingnya Validasi Masalah Saat Proses Digitalisasi (Pembuka). Di sana saya menjelaskan mengenai awal mula pentingnya validasi masalah untuk memulai proses digitalisasi.
Kali ini bahasan materinya adalah Problem Solution Fit. Problem solution fit merupakan tahapan dimana kita menargetkan untuk mengetahui apa saja masalah yang penting diselesaikan saat kita memilih sebuah segment market pengguna pada suatu Organisasi. Tujuan dari problem solution fit adalah membangun pondasi yang lebih kuat agar produk digitalisasi dapat menyelesaikan target pengguna.
Sebelum kita membangun sebuah solusi produk digitalisasi, kita harus memastikan beberapa hal antara lain:
- Solusi produk kita fit untuk menyelesaikan masalah yang benar-benar dibutuhkan untuk kita kepada target pengguna kita, jangan sampai produk yang kita berikan tidak berguna untuk menyelesaikan masalah pengguna.
- Solusi produk kita memang memungkinkan dapat diwujudkan, jangan sampai produk yang kita wujudkan tidak dapat diwujudkan dengan kondisi saat ini baik dari sisi teknologi yang belum memadai atau waktu yang dibutukan lama untuk diwujudkan.
Hal-hal tersebut seharusnya dapat terbantu ketika kita memahami lebih dalam dan kokoh tentang masalah apa saja yang ada di target pengguna kita. Komponen penting yang dapat kita lakukan dalam tahapan problem solution fit ini adalah melakukan Wawancara kualitatif kepada segment calon pengguna. Kita perlu menjadikan beberapa diantara mereka untuk menjadi responden untuk ditanyai masalah yang mereka miliki, bagaimana saat ini mereka mengatasi masalah tersebut saat ini, dan pastikan mereka mau terkoneksi terus dengan kita, hingga akhirnya kita mampu menemukan solusi penting untuk memecahkan masalah mereka.
Dalam hal ini saya mempunyai sebuah kasus sederhana. Jika teman Anda terlihat lemas dan tidak berdaya apa yang Aksi yang Anda lakukan? (Silahkan Jawab Dalam Hati)
Aksi Pertama : Mungkin ada yang langsung memberikan obat atau vitamin
Aksi Kedua: Mungkin ada yang langsung memberikan makanan atau minuman
Aksi Ketiga: Mungkin langsung menawarkan mau dipijat gak? (Enak banget punya temen gini) Haha
Nah dalam kenyataannya pasti Anda sering tidak langsung melakukan 3 aksi di atas, namun pastinya menanyakan terlebih dahulu. “Mengapa Kok Keliatannya Lemas?”
Pada kasus di atas terlihat bahwa saat anda menemukan suatu masalah yaitu “Temanmu Terlihat Lemas” dan Anda ingin sekali membantu pastinya perihal yang pertama Anda lakukan adalah menanyakan “Mengapa Kamu Lemas?” kepada temanmu dan ternyata temanmu menjawab “Saya Sedang Berpuasa” Hehe.
Coba bayangkan jika kamu tiba-tiba melakukan Aksi Pertama, Kedua, atau bahkan Ketiga? Yang ada temanmu akan JUTEK atau bahkan “Tanya balik apaan nih Maksudnya!” wkwk , karena yang temanmu butuhkan bukanlah 3 Aksi tersebut namun hanya “Penyemangat agar Puasanya Lancar” atau “Penawaran bantuan pekerjaan fisik”
Pada kasus sederhana di atas dapat menggambarkan bahwa suatu Organisasi sangat penting untuk menemukan terlebih dahulu WHY dari titik awal pengguna digitalisasi sampai dengan kepada pemangku kebijakannya, sehingga proses Transformasi Digitalisasi dapat terimplementasi sesuai dengan yang diharapkan. Satu Kalimat yang perlu disepakati untuk bersama-sama belajar pada modul saya adalah BERHENTILAH BERASUMSI SENDIRI BIASAKANLAH BERTANYA MENGAPA UNTUK MEMECAHKAN SUATU MASALAH, jika Anda tidak mau “ditanya balik apaan nih Maksudnya!” wkwk
Begitu sangat pentingnya komunikasi yang terbuka dalam hal tahapan problem solution fit ini. Adapun objektif dari tahapan problem solution fit ini antara lain:
- Memiliki pondasi yang kuat sebelum kita membuat versi sederhana dari produk kita atau Minimum Viable Produk atau sebuah produk sederhana yang mampu memecahkan permasalahan sehingga mampu memastikan solusi yang ditawarkan sudah bagus.
- Mampu mengidentifikasi resiko apa saja yang akan dihadapi dalam proses implementasi produk digitalisasi kita seperti Resiko Produk (Bagaimana produk kita menarik dan dibutuhkan untuk memecahkan masalah penting apa yang perlu kita selesaikan), Resiko Cusomer/Pengguna (Mengidentifikasi siapa pengguna spesifik produk kita) dan Resiko Market (Mengenali solusi produk apa saja yang telah ada saat ini yang dapat digunakan oleh target pengguna kita, sehingga kita dapat menambah value proposition dari produk yang kita buat)
Harapannya ketika dua objektif khususnya resiko di atas sudah kita ketahui bersama, kita dapat menemukan sebuah strategi untuk membangun sebuah produk yang memang worth it untuk memecahkan suatu permasalahan yang juga worth it tentunya. Semangat bertransformasi insan pelni!
Sampai jumpa di PART berikutnya stay tuned di LENTERA PELNI.