Terminal Activities: Rangkaian Operasi di Pelabuhan Peti Kemas

Pelabuhan peti kemas memiliki peran vital dalam rantai logistik global. Aktivitas di terminal tidak hanya sekadar bongkar muat, tetapi melibatkan serangkaian proses yang terintegrasi untuk memastikan kelancaran arus barang. Berikut adalah kegiatan utama yang berlangsung di terminal peti kemas.
Ship/Berth Operation

Merupakan rangkaian kegiatan bongkar – muat peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan dan sebaliknya. Adapun kegiatan Ship/Berth Operation meliputi:
- Discharge adalah aktivitas pergerakan peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan yang diangkut oleh Internal Truk.
- Loading adalah aktivitas pergerakan peti kemas dari lapangan ke dermaga untuk memuat keatas kapal, diangkut oleh internal truk.
- Shifting adalah kegiatan memindahkan peti kemas dari bay/row/tier ke bay/row/tier lainnya pada kapal yang sama.
- Open/Close Hatch Cover adalah kegiatan membuka dan menutup palka kapal.
Proses bongkar muat petikemas merupakan aktivitas yang sangat krusial dan membutuhkan koordinasi yang baik antara berbagai pihak. Setiap peran memiliki fungsi penting agar kegiatan berjalan aman, cepat, dan sesuai prosedur. Berikut ini beberapa peran utama dalam menunjang kelancaran ship/berth operations:
- Coordinator Ship & Wharf merupakan koordinator yang mengawasi seluruh kegiatan bongkar muat peti kemas di dermaga. Tugas utamanya adalah memastikan kelancaran operasional dengan mengawasi dan bertanggung jawab terhadap kinerja operator alat (HMC & QC), Ship OA, Wharf OA, serta Dispatcher.
- Dispatcher merupakan petugas yang bertanggung jawab mendistribusikan dokumen bongkar muat dari ship/yard planner kepada petugas operasional di lapangan. Dispatcher berperan sebagai penghubung administrasi agar kegiatan bongkar muat berjalan sesuai rencana.
- Ship Operation Assistant (Ship OA) merupakan petugas yang membantu operator crane dalam proses bongkar muat peti kemas dari kapal. Ship OA memastikan peti kemas yang dibongkar maupun dimuat telah sesuai dengan dokumen dan tercatat dalam sistem dengan benar.
- Wharf Operation Assistant (Wharf OA) merupakan petugas yang membantu operator crane dalam kegiatan bongkar muat petikemas di dermaga. Wharf OA bertugas memastikan kontainer yang dibongkar atau dimuat sesuai dengan dokumen dan sistem melalui perangkat PDA.
Quay Transfer Operation
Merupakan kegiatan pemindahan peti kemas dari kapal ke dermaga (dan sebaliknya) menggunakan container crane serta alat angkut seperti terminal truck atau trailer. Proses ini menjadi penghubung utama antara ship/berth operation dan yard operation. Quay Transfer Operation adalah tahap vital dalam kegiatan bongkar muat terminal peti kemas. Efisiensi dan keselamatan dalam proses ini sangat menentukan produktivitas terminal secara keseluruhan.
Yard Operations

Seluruh rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan proses bongkar muat kontainer (lift on/lift off) di area lapangan penumpukan terminal peti kemas. Operasi ini memiliki peran penting sebagai penghubung antara kegiatan di ship/berth operation sampai dengan gate operation. Lapangan penumpukan atau container yard memiliki beberapa fungsi strategis, antara lain:
- Sebagai pendukung utama aktivitas di terminal petikemas.
- Menjadi tempat pengumpulan dan penumpukan kontainer dalam proses inbound (pemasukan) maupun outbound (pengeluaran).
- Mengakomodasi keterlambatan baik dari sisi kapal maupun kontainer, yang sering terjadi akibat faktor operasional perusahaan pelayaran atau pemilik barang.
- Memenuhi kebutuhan prosedur administrasi terminal sebelum kontainer keluar atau masuk.
Yard Operations di terminal peti kemas mencakup serangkaian aktivitas utama yang mendukung kelancaran arus keluar-masuk kontainer. Aktivitas tersebut meliputi:
- Discharge (Unloading): Pemindahan kontainer dari kapal ke lapangan penumpukan.
- Loading: Pemindahan kontainer dari lapangan penumpukan ke kapal.
- Receiving: Proses pemasukan kontainer dari truk eksternal ke lapangan penumpukan.
- Delivery: Proses pengeluaran kontainer dari lapangan penumpukan ke truk eksternal.
- Marshalling: Pemindahan kontainer dari satu slot atau blok ke lokasi lain sesuai kebutuhan operasional.
Setiap proses melibatkan dua metode utama penanganan:
- Lift Off / Stacking: Kontainer diturunkan dari truk dan ditumpuk di lapangan.
- Lift On / On Chassis: Kontainer diangkat dari lapangan dan ditempatkan di atas truk.
Alur operasional yard dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Receiving (Outbound) dan Delivery (Inbound).
Receiving (Outbound)

Proses ini dimulai ketika kontainer datang dari luar terminal dan akan dikirim ke kapal. Tahapan receiving meliputi:
- Gate Inspection: Pemeriksaan awal kendaraan dan kelengkapan dokumen.
- Gate In: Pengemudi menyelesaikan formalitas dokumen, seperti penerimaan CMS (Container Movement Slip).
- Lift Off: Kontainer diturunkan dari truk menggunakan alat berat.
- Stacking: Operator menempatkan kontainer pada slot yang telah ditentukan di yard, serta mencatat posisi secara sistem.
- Gate Out: Truk keluar dari terminal setelah seluruh proses selesai.
Delivery (Inbound)

Delivery merupakan proses pengambilan kontainer dari yard untuk dikirim keluar terminal. Tahapannya meliputi:
- Gate In: Kendaraan masuk terminal dan dokumen diperiksa.
- Stacking: Operator memverifikasi posisi kontainer di lapangan.
- Lift On: Kontainer diangkat dan diletakkan di atas truk.
- Gate Inspection: Pemeriksaan akhir dokumen dan keamanan kendaraan.
- Gate Out: Kendaraan keluar terminal melalui gerbang keluar.
Dengan mengikuti alur dan prosedur yang sistematis, operasional yard dapat berjalan efisien, aman, dan terkoordinasi dengan baik antar bagian.
Gate Operations

Merupakan salah satu aktivitas penting dalam operasional terminal petikemas yang berfungsi sebagai pintu masuk (Gate In) dan keluar (Gate Out) kontainer dari dan menuju terminal. Proses ini mencakup kegiatan receiving, delivery, serta gate inspection yang menjadi filter utama dalam menjamin keamanan, kelancaran, dan keakuratan data petikemas.
Gate In
Gate In berfungsi sebagai filter awal pelayanan proses ekspor. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan fisik petikemas sebelum memasuki area terminal, verifikasi dokumen seperti kartu ekspor, surat jalan, surat penyerahan petikemas, serta pemeriksaan Bea Cukai. Selain itu, dilakukan pengecekan data petikemas, penimbangan kontainer, serta pemberian informasi lokasi penumpukan untuk kegiatan receiving-delivery.
Gate Out
Gate Out berperan sebagai filter akhir pada kegiatan delivery (inbound). Pemeriksaan dilakukan terhadap kondisi fisik petikemas sebelum keluar terminal, verifikasi dokumen (SP2), serta pencocokan data petikemas. Gate Out juga memastikan keamanan terminal bagi pengguna jasa sekaligus mengeluarkan EIR (Equipment Interchange Receipt) sebagai bukti serah terima.
Tanggung Jawab Inspector Gate
Petugas inspeksi gate memiliki tanggung jawab untuk memastikan keabsahan segel (seal), kesesuaian kartu ekspor, serta kondisi fisik petikemas. Bagian yang diperiksa meliputi Container ID, ukuran/tipe, door seal, IMDG label, temperatur reefer, berat kotor, serta kondisi fisik kontainer. Alasan utama pemeriksaan adalah untuk menjamin keamanan, pendataan, kontrol, tanggung jawab, serta perbaikan jika ditemukan kerusakan.
Kesalahan dalam inspeksi gate dapat menimbulkan berbagai risiko serius, antara lain:
- Seal rusak menimbulkan komplain dan meragukan keamanan isi kontainer.
- Kesalahan ukuran/tipe berpengaruh pada perencanaan stowage kapal.
- DG Cargo yang salah penanganan berisiko mencampur barang berbahaya dengan muatan biasa.
- Sumbu tidak akurat memengaruhi keseimbangan kapal akibat berat kontainer tidak sesuai.
- Kondisi petikemas rusak menimbulkan komplain pelanggan yang berdampak pada reputasi dan pendapatan perusahaan.
Secara keseluruhan, rangkaian aktivitas di terminal petikemas merupakan satu kesatuan proses yang saling terhubung dan harus dijalankan dengan koordinasi yang baik. Setiap tahapan memiliki peran penting untuk memastikan kelancaran arus barang, keamanan operasional, serta ketepatan data dan dokumen. Dengan penerapan prosedur yang disiplin serta pengawasan yang ketat, terminal petikemas dapat berfungsi optimal sebagai simpul utama dalam rantai logistik internasional, sekaligus memberikan pelayanan yang andal, aman, dan efisien bagi para pengguna jasa.