PELNI ber-AKHLAK, (Jangan) Cuma Jargon

“PELNI??? Juara…!!!
PELNI??? Juara…!!!
PELNI??? Juara…!!!
PELNI Juara??? Pasti Bisa!!!
AKHLAK??? Yes, Yes, Yes…!!!”
Kira-kira begitulah “chant” yang akhir-akhir ini sering bergaung dalam pertemuan-pertemuan internal pegawai PT PELNI (Persero), baik itu meeting, diklat, training, atau pertemuan inter/antar divisi. Semangat yang dikobarkan melalui jargon di atas seakan menumbuhkan optimisme di dalam benak seluruh pegawai bahwa masa depan perusahaan ini akan selalu ada, baik di tangan generasi sekarang maupun generasi masa depan. Sebagian dari kita mungkin paham betul mengenai isi dan makna dari motto atau “yel-yel” motivasi tersebut, namun sebagian yang lain mungkin hanya sekadar “ikut-ikutan” tanpa mengerti makna yang terkandung di dalamnya, terutama pada bagian AKHLAK. Apa sih maksudnya AKHLAK? Apakah pegawai PELNI harus punya akhlak baik, yang dalam arti secara harfiah adalah sifat atau budi pekerti yang ada pada diri masing-masing? Ya ada benarnya juga sih, namun makna AKHLAK disini lebih dari sekadar itu.
Jadi, apa sih sebenarnya AKHLAK itu?
Awal mula tercetusnya AKHLAK itu di tahun 2020, tepatnya pada tanggal 1 Juli 2020, Kementerian BUMN “mendeklarasikan” AKHLAK sebagai core values atau nilai-nilai inti yang harus diusung oleh setiap BUMN di Indonesia. Harapannya, melalui penerapan nilai dasar AKHLAK secara menyeluruh dan konsisten dalam seluruh elemen organisasi BUMN, ke depannya BUMN diharap bisa lebih kuat dalam menjalankan bisnis dan berperan aktif bagi kemajuan bangsa dan negara.
PELNI sebagai salah satu BUMN pun akhirnya menerapkan nilai-nilai tersebut sebagai core values perusahaan, menggantikan tata nilai 4 Landscape Ways; Integrity, Continuous Improvement, Customer Focus, dan Competitive (pasti sudah banyak yang lupa :D). Menggantikan disini bukan berarti hilang berganti baru, namun tata nilai sebelumnya melebur kedalam poin-poin yang tersebar pada nilai AKHLAK.
Lantas apa saja nilai-nilai AKHLAK itu?
Penulis coba “membedah” secara singkat sebagai berikut:
A – Amanah, dimaksudkan bahwa setiap elemen/pegawai BUMN wajib memegang teguh kepercayaan yang diberikan. Contoh paling gampang seperti komitmen dengan tugas dan janji yang sudah disepakati, atau menjunjung tinggi moral dan etika.
K – Kompeten, ini berarti setiap elemen/pegawai BUMN wajib terus-menerus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Jadi setiap pegawai harus tuh ngembangin kompetensinya, baik itu belajar secara formal melalui studi lanjutan, training atau diklat, atau non formal seperti belajar otodidak dengan rekan kerja.
H – Harmonis. Layaknya keluarga, maka setiap elemen/pegawai BUMN wajib saling peduli dan menghargai perbedaan. Dalam organisasi perusahaan diharapkan tidak ada gap atau golongan-golongan tertentu. Sesama pegawai juga saling tolong-menolong dan berusaha menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
L – Loyal, dalam artian bahwa setiap elemen/pegawai BUMN wajib berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Nah, loyalitas di sini dimaksudkan adalah menjaga nama baik perusahaan, patuh terhadap pimpinan (selama itu tidak bertentangan dengan hukum/etika) serta berani mengutarakan ide demi kemajuan perusahaan.
A – Adaptif, ini dimaksudkan bahwa setiap elemen/pegawai BUMN wajib terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Dalam hal ini, pegawai harus mampu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, serta selalu mengikuti perubahan, terutama dalam perubahan/perkembangan teknologi yang sangat pesat.
dan yang terakhir,
K – Kolaboratif, berarti setiap elemen/pegawai BUMN wajib membangun kerja sama yang sinergis. Kerja sama di sini berarti pegwai harus mampu berkoordinasi dengan semua pihak, baik itu internal (departemen atau divisi lain) ataupun eksternal (perusahaan lain). Membangun kepercayaan adalah salah satu kunci penting dalam menjalin kerjasama sinergis tersebut.
Lalu, bagaimana ya agar kita dapat menerapkan nilai AKHLAK ini?
Penulis mencoba mencantumkan beberapa program yang sekiranya dapat diimplementasikan oleh perusahaan ke depannya (hampir semuanya sudah diimplementasi di PELNI, keren!!! :thumbs up:), antara lain:
- Internalisasi budaya AKHLAK, baik dari manajement sebagai role model maupun melalui change agent. Tujuannya untuk menyebarluaskan nilai-nilai AKHLAK kepada seluruh pegawai, dan didukung dengan berbagai publikasi di media sosial.
- Adanya panduan dan standar pengembangan kompetensi bagi seluruh pegawai. Panduan ini isinya dapat berupa matriks kompetensi, maupun training ataupun sertifikasi yang diperlukan untuk mencapai tingkat kompetensi tertentu.
- Adanya sistem coaching & mentoring ataupun komunitas khusus untuk pengembangan diri dan kompetensi. Hal ini memiliki peran penting dalam menularkan energi positif dalam rangka pembentukan pegawai yang kompeten.
- Mendorong pegawai untuk berpartisipasi di dalam forum sharing knowledge internal juga penting untuk memperluas wawasan (seperti contohnya ya membuat artikel seperti ini). Diharapkan seiring dengan meningkatnya kompetensi, pegawai juga semakin adaptif terhadap tantangan teknis dan bisnis yang selalu berubah dan semakin kompleks.
- Adanya program olahraga bersama atau gathering juga penting lho untuk menanamkan nilai harmonis diantara pegawai. Selain itu juga dapat melalui webinar dengan topik yang inspiratif dan menarik seperti keuangan, kewirausahaan, investasi, hobi, kesehatan, dan lain sebagainya.
- Dari faktor eksternal, menjaga hubungan baik dengan stakeholder secara aktif juga penting, erat kaitannya dengan menjaga keharmonisan serta kolaborasi yang solid, baik itu internal maupun eksternal.
- Dan masih banyak lagi lainnya.
Patut kita cermati bersama bahwa penerapan nilai AKHLAK itu bukanlah suatu proses yang instan. Perlu sebuah kepemimpinan yang hebat, serta komitmen yang kuat dalam waktu yang lama untuk menumbuhkan AKHLAK sebagai sebuah identitas yang melekat dalam PELNI.
Sekarang, setelah 2 tahun berjalan, penulis menyadari sepenuhnya bahwa individu ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki utuk dapat mewujudkan AKHLAK yang paripurna. Karena itu, yuk mari kita bersama-sama, mulai dari diri sendiri, lingkungan kerja, baik itu departemen, divisi, kapal, cabang, SBU dan anak usaha hingga akhirnya seluruh unit bisnis dalam PELNI Group dapat menerapkan AKHLAK dengan sebaik-baiknya, sehingga AKHLAK terasa nyata, bukan hanya jargon semata.
sangat menginspirasi gan!