Udah Sering Pake Slogan Transformasi Digital. Udah Banyak Bikin Aplikasi. Selanjutnya Gimana?? (Awal dari Masa Depan)

Hallo teman-teman, apa kabar hari ini? Semoga kita semua sedang dalam keadaan sehat ya. Yuk langsung aja mari kita mulai perjalanan ini.
Rasanya, sudah sering sekali kita menggelorakan semangat transformasi digital di beberapa tahun belakang. Banyak permintaan pembuatan aplikasi baru maupun pengembangan modul aplikasi yang sudah ada. Pokoknya transformasi, transformasi dan transformasi. Ditambah terjadinya pandemi Covid-19 yang mengakselarasi digitalisasi proses bisnis di kantor. Kita melihat hari ini di Portal Pelni, sudah semakin banyak menu aplikasi-aplikasi yang terdeploy. Belum lagi, aplikasi yang di luar portal pelni.
Ribuan data baru terbentuk setiap hari dan jutaan data telah tersimpan di database. Mulai dari data keuangan, supply chain, customer, penjualan penumpang, penjualan muatan, aset, dokumen elektronik, email, jadwal kapal hingga data kepegawaian dan banyak lagi.
Jika dulu kita bekerja di depan kertas-kertas dan dokumen yang menumpuk. Maka hari ini kita bekerja dan hidup di atas tumpukan jutaan data.
Idealnya, produksi data yang begitu melimpah tidak sekedar menjadi tumpukan arsip digital belaka, namun juga bisa mendorong perumusan kebijakan , strategi bisnis, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Salah satu tantangan utama dalam pemanfaatan data tersebut adalah belum terbentuknya budaya data. Data belum diperlakukan sebagai aset berharga yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dan pegawai secara keseluruhan. Data juga masih dianggap sebagai produk dari unit yang mengelola teknologi informasi.
Data is more than an operational asset like factories, machinery, IP, and capital. Utilized correctly, data is an invaluable source of potential growth. The key is recognizing its inherent value, leveraging it intelligently, and creating a culture that embraces the power of being data-driven.
Kenalan dengan Data-Driven Organization
Suatu organisasi atau perusahaan dapat menjadi data-driven organization jika perusahaan tersebut memahami data dan nilai data serta mampu mendesain dan mengimplementasikan unit organisasi yang bertanggung jawab atas data.
Punya banyak aplikasi, laporan, dan dashboard dengan tampilan yang menarik tidak berarti kita telah menjadi data-driven organization. Untuk menjadi data-driven organization, perusahaan harus fokus pada analisis dengan pandangan ke depan (forward-looking analysis) yang memprediksi masa depan dan memberikan rekomendasi tentang apa yang perlu dilakukan di masa depan. Analisis yang menjawab pertanyaan-pertanyaan “What? Who? When? Why? Where? dan How?” merupakan faktor penggerak utama dalam sebuah proses transformasi menjadi data-driven organization.
Kalau kata paman Ishit Vachhrajani, Pakar Strategi Korporasi (Enterprise Strategist) AWS :
Menjadi organisasi yang didorong oleh data berarti secara terbiasa memperlakukan data sebagai aset strategis dan kemudian membangun kemampuan untuk menggunakan aset tersebut tidak hanya untuk keputusan besar tetapi juga untuk tindakan sehari-hari di garis depan.
Manfaat Data-Driven Organization.
Ketika suatu perusahaan telah menjadi Data-Driven Organization, di mana budaya data telah melekat di seluruh lingkungan kerja dan seluruh pegawai, semakin banyak yang mempunyai kemampuan data analitik di masing masing unit kerja dan tumbuhnya ekosistem data analitik di perusahaan, manfaat yang didapat tentu akan sangat banyak, namun penulis coba ringkas menjadi 5 point di bawah ini :
- Membuat keputusan yang lebih baik, akurat dan lebih cepat
- Meningkatkan pengalaman dan keterlibatan pelanggan
- Menanggapi dengan lebih baik ketika terjadi hal yang tak terduga
- Meningkatkan efisiensi Perusahaan
- Menemukan peluang dan kesempatan bisnis baru bagi perusahaan.
Wah, sudah cukup panjang juga ya tulisan kali ini. Sampai sini sudah mulai kebayang kan? Mimpi, cita-cita dan harapan penulis tentang masa depan PT PELNI menjadi Data-Driven Organization.
Tentu tidak mudah untuk mencapai level itu. Namun penulis yakin bahwa di masa depan perusahaan kita akan menjadi Data-Driven Organization.
Tulisan ini adalah sebuah pembuka, sebuah awal, dan pematik tumbuhnya budaya data di perusahaan kita. Ke depan, penulis akan melanjutkan seri sharing artikel tentang perjalanan mewujudkan PT Pelni menjadi Data-Driven Organization.
Stay tuned terus di Lentera Pelni ya. Sehat selalu untuk kita semua.
referensi :
-
Treder, M. (2019). Becoming a Data-driven Organisation. Berlin Heidelberg: Springer.
-
Anderson, C. (2015). Creating A Data-Driven Organization: Practical Advice from the Trenches. Sebastopol, CA: O’Reilly Media, In
- https://aws.amazon.com/executive-insights/content/how-do-you-become-a-data-driven-organization/